Ecodoe Gandeng BPR dan Pegadaian untuk Tingkatkan Literasi Keuangan UMKM
Literasi keuangan untuk para pelaku UMKM setidaknya meliputi dua hal yaitu soal pendanaan usaha dan pengelolaan keuangan usaha. Tapi sejauh ini masih banyak tantangan yang dihadapi pelaku UMKM mengenai kedua hal tersebut.
Kalau dari segi pendanaan, masih banyak UMKM yang mengalami kesulitan mendapatkan akses pinjaman atau kredit dari bank maupun lembaga keuangan lainnya. Begitu juga dengan pengelolaan keuangan UMKM yang masih belum tepat sehingga pengalokasiannya kurang efektif dan efisien. Berangkat dari beberapa permasalahan soal literasi keuangan UMKM itulah, Ecodoe membuat sebuah gerakan bernama Localaris.
Localaris by Ecodoe salah satunya diinisiasi untuk mendukung UMKM memiliki kemampuan keuangan usaha yang baik. Program ini pun didukung oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Telkomsel, Telkomsel Innovation Center (TINC), dan Transformational Business Network Asia (TBN Asia).
Pada dasarnya program Localaris dari Ecodoe ini merupakan gerakan yang diusung untuk memberikan pendampingan bagi seluruh UMKM di Indonesia untuk mengakselerasi bisnisnya melalui beberapa aspek, tidak hanya dari segi pendanaan dan pengelolaan keuangan usaha saja. Tapi juga pada aspek perluasan akses pasar, pengembangan kualitas produk, digitalisasi usaha, manajemen sumber daya manusia, dan juga legalitas usaha.
Literasi Keuangan UMKM Bersama Localaris
Salah satu rangkaian program pelaksanaan Localaris Ecodoe adalah kegiatan webinar yang telah berlangsung pada Sabtu, 18 September 2021 mulai pukul 14.00 sampai 16.00 WIB melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung di saluran youtube TVDesa. Webinar tersebut mengangkat tema “Tips Mendapatkan Pendanaan Bisnis UMKM dan Mengelola Modal Usaha” dengan menghadirkan pembicara Nyi Gusti Ayu Sri Utami yang merupakan Direktur BPR Naribi Perkasa, Linda Sri Rezeki selaku Direktur BPR Rama Ganda, dan Laras Widyaputri CEO dan Founder Ecodoe.
Peserta webinar merupakan para pelaku UMKM yang berasal dari hampir seluruh wilayah Indonesia dan dari berbagai bidang usaha. Poin yang bisa digaris bawahi pada kegiatan ini adalah pentingnya bagi pelaku UMKM untuk berani selangkah lebih maju dalam menjalankan usaha. Salah satunya adalah mengakses penambahan modal usaha di lembaga resmi keuangan dengan mempersiapkan persyaratannya dengan baik. Tidak sedikit pelaku UMKM yang belum mendapatkan tambahan modal usaha karena minimnya persiapan dan juga akses informasi.
Secara umum, bagi pelaku UMKM yang ingin mengajukan pinjaman modal ke lembaga perbankan termasuk BPR akan diberikan banyak kemudahan supaya pengajuannya bisa diterima. Dengan catatan, setidaknya usaha yang dimiliki telah berjalan kurang lebih selama satu tahun. Syarat lainnya adalah pelaku UMKM telah memiliki laporan keuangan sederhana untuk melihat seberapa besar keuntungan usaha yang didapatkan dan menentukan sebenarnya berapa banyak jumlah modal yang diperlukan untuk mengembangkan usaha. Meskipun belum memiliki laporan keuangan, nanti akan dianalisa melalui sesi wawancara dengan konsultan perbankan.
“UMKM itu spesial, tidak semua persyaratan perbankan secara umum berlaku, karena tidak semuanya punya pencatatan. Nanti akan dibantu bagaimana membuat laporan sederhana, intinya kami akan melihat berapa sebenarnya kebutuhan modalnya, apakah usaha ini punya prospek dan bisa berkembang, punya pasar atau tidak, nanti syaratnya akan dibantu untuk pengajuan modal,” terang Ayu Sri Utami yang merupakan Direktur BPR Naribi Perkasa.
Masalah lain yang masih banyak terjadi soal modal bisnis UMKM adalah penggunaan pinjaman yang kurang tepat. Dijelaskan oleh Linda Sri Rezeki selaku Direktur BPR Rama Ganda tidak jarang UMKM yang masih menyatukan uang pribadi dan uang usaha. Jadi ketika sudah mendapatkan tambahan modal, kebetulan ada keperluan pribadi, kemudian modal usahanya terpakai.
“Inilah kenapa memisahkan uang pribadi dan uang usaha itu wajib, caranya bisa dengan membuat rekening khusus transaksi usaha. Dari situ nantinya juga akan memudahkan kalau akan mengajukan pinjaman modal, bank bisa membaca dari pengeluaran dan pemasukan pada rekening tersebut. Sekarang ada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang bisa mengetahui rekam jejak pelaku usaha sudah pinjam dimana saja, tujuannya supaya pengajuan modal UMKM ini tidak disalahgunakan dan penggunaannya jelas,” ujar Linda.
Senada dengan itu, Laras Widyaputri selaku CEO dan Founder Ecodoe juga membagikan tips supaya UMKM bisa mendapatkan akses modal yang lebih besar, yaitu dengan memulainya dari yang paling terjangkau. “Kalau mau dapat modal yang besar, pastinya harus dimulai dari yang kecil dulu. Bisa dari yang tanpa agunan untuk UMKM. Nanti setahap demi setahap bisa naik dan syaratnya adalah bisa menjaga kepercayaan atas modal yang didapatkan,” jelas Laras.
Investasi untuk UMKM
Tidak hanya soal pendanaan usaha saja yang penting dipahami pelaku UMKM, tapi juga soal pengelolaan keuangan usaha. Masih banyak pelaku usaha yang belum mengalokasikan keuntungan yang didapatkan dengan efektif dan efisien. Untuk menjawab persoalan ini, Ecodoe menggandeng PT Pegadaian (Persero) diwakili Amalia Erlynandita selaku Marketing Executive Area Purwokerto mengadakan webinar pada Senin, 20 September 2021 pukul 10.00-11.30 WIB dengan tema “Adaptasi Bisnis di Era Pandemi”.
Pada kegiatan tersebut, salah satu cara yang bisa dilakukan pelaku UMKM untuk mengelola keuntungan usaha adalah dengan memulai investasi pada sektor yang low risk dan memiliki daya likuiditas tinggi. Alasannya adalah jika suatu saat membutuhkan dana darurat, investasi yang dilakukan bisa langsung dicairkan dalam waktu cepat dan harga yang didapatkan masih wajar.
Dalam pemaparannya Amalia menyarankan pelaku UMKM yang ingin memulai investasi bisa dengan tabungan emas, karena paling mudah dipahami dan nominalnya paling terjangkau. Keunggulan investasi emas bagi pelaku UMKM itu mudah disimpan, mudah dicairkan, bisa dibeli dengan nominal kecil, emas tahan inflasi, emas minim risiko, dan emas bebas bunga. “Kalau di Pegadaian, emas itu bisa digadai dan dicairkan saat itu juga. Ada fitur gadai tabungan emas, lebih mudah dan cepat proses pencairannya,” tambah Amalia.
Bersama Localaris, Ecodoe yakin bisa membawa UMKM di seluruh Indonesia untuk naik kelas dan terus berinovasi. Program Localaris dari Ecodoe bisa diakses secara gratis untuk setiap pelaku usaha di seluruh Indonesia.Untuk bergabung dengan program Localaris Ecodoe caranya sangat mudah, tinggal lakukan pendaftaran di laman UMKM Localaris Ecodoe atau bisa juga mengunduh aplikasi Ecodoe UMKM di Playstore.